Senin, 17 Desember 2012

Adalah kewajaran bekerja di perusahaan swasta dengan tuntutan dan disiplin tinggi. Fokus ke pelanggan memang orientasi pertama ini perusahaan. Saat ini pelanggan bukan lagi raja (The King), melainkan sudah  bermetaforse menjadi seorang ratu (The Queen) , tentu Ratu lebih cerewet dari Raja. Ya pelanggan saat ini jauh lebih cerdas dan kritis. Munculnya kompetitor-kompetitor baru, membuat si Ratu semakin angkuh bargaining positionnya, sekali dikecewakan, dengan mudahnya pindah ke lain hati.

Di perusahaan swasta dengan tuntutan tinggi seperti ini, tidak ada istilahnya coffee break bagi kuli kerja. Tidak ada ceritanya, datang kerja pagi, baca koran dulu sampai dilahap habis iklan-iklan keciknya sambil nyruput kopi, terus siangnya bisa tiduran. Bicara mengenai tidur di jam kerja, karyawan akan langsung mendapat surat peringatan pertama, kalau ketahuan.

Sumber gambar : www.toonpool.com
Dimarahi, diomeli dan dinasehati atasan sudah jadi makanan bergizi tiap hari. Sehingga ada sebuah joke di kantor, sehari tidak ada yang ngomeli, badan rasanya malah sakit semua.  Cepat aktionnya, tepat keputusannya, baik koordinasi antar lininya,  dan target oriented menjadi sebuah concern.
Satu hal yang aku appreciate terhadap perusahaan adalah bagaimana menjunjung tinggi nilai Integritas “Kejujuran”.  Jangan pernah main-main dengan integritas disini, karena tanpa ampun pelaku akan mendapat langsung surat peringatan ketiga alias PHK tanpa pesangon. Jika mungkin bagi perusahaan atau instansi lain menilai wajar saat seorang karyawan mendapat fee / hadiah / uang tips / entertainment dari supplier/customer, ataupun  seorang karyawan menjadi rekanan bisnis perusahaan, tapi tidak dengan perusahaan ini, anda ketahuan, PHK sudah menanti di depan, dan ini sudah tidak sekedar “omong doang” terbukti beberapa karyawan tersandung dengan masalah ini langsung PHK.  Nilai integritas inilah yang mungkin membuat perusahaan tetap eksis dan barokah hingga kini.
Membaca sekelumit cerita diatas mungkin anda langsung berpikir, wah ternyata tidak enak ya kerja seperti itu menjadi karyawan, mending buka usaha sendiri, menjadi entrepreneur saja, bisa punya kebebasan waktu dan kebebasan financial. Ya saya sangat setuju sekali, menjadi pengusaha. Beberapa rekan kantorku keluar dan membuat usaha seperti usaha bakery, mie, ingredients, dan mereka cukup sukses dan survive. Tapi tentunya menjadi pengusaha sukses juga tidak mudah. Bagi saya yang belum mempunyai pengalaman berbisnis dan harus memulai dari nol kecil, untuk menjadi pebisnis sukses, seperti harus menghadapi 99 tantangan sebelum mendapat skor  sempurna 100. Terkecuali jika anda adalah orang beruntung yang terlahir sebagai putra mahkota penerus bisnis keluarga yang sudah berkibar. Seperti yang pernah saya tulis sebelumnya terkadang kita hanya suka baca-baca buku motivasi dan pandai berteori seperti teorinya Kiyosakhi (biasanya materi buku ini jadi andalan sales MLM J ) , namun kok “tidak berani-berani memulai”, termasuk saya disini, hehehe, semoga bukan kata “tidak berani memulai”, tapi “masih belum berani memulai”. Ayo kapan lagi…
Demikian cerita singkatku, mungkin pengalaman kerja / culture kerja atau bisnis rekan-rekan bisa di share disini,  berbagi ilmu dan pengalaman. Salam excellence. (Aa-Vyp)


0 komentar:

Posting Komentar