Minggu, 14 Juni 2015

KeMaha-Kuasaan (Omnipotence), biasanya ini dianggap sebagai atribut dari Tuhan, yang mempunyai Kemampuan untuk melakukan atau menciptakan apapun. Tapi Ibn Rusyd, yang dikenal di di Barat sebagai Averroes, “kebetulan” memikirkan kontradiksi dari hal ini dan berusaha mencari pemecahannya. Ini menyangkut kemampuan Tuhan menciptakan sesuatu yang tidak logis, seperti mampukah Tuhan membuat segitiga yang sudut dalamnya tidak berjumlah 180 derajat (sudut dalam segitiga selalu 180 derajat jika dijumlahkan). Atau yang lebih popular di Barat nantinya dengan pertanyaan “Bisakah Tuhan menciptakan batu yang sebegitu besar dan beratnya, sehingga Dia sendiri tidak akan mampu mengangkatnya “


Salah satu karya Ibn Rusyd yang terkenal adalah buku Tahafut Al-Tahafut, “Ketidakjelasan dari Ketidakjelasan”. Buku ini adalah tanggapan dan sindirian atas karya Al-Ghazali yang tajam “Ketidakjelasan Para Filosof”. Kaum rasional, seperti Ibn Rusyd , berusaha untuk merasionalkan agama lebih jelas, bahkan berusaha merasionalkan pembuktian keberadaan Tuhan. Beberapa orang merasa keberadaan Tuhan perlu diperjelas, untuk memperkuat agama itu sendiri agar mudah diyakini.


Yang lain berpikir bahwa menerima agama apa adanya sesuai yang diterima wahyu lewat para rasul. Manusia harus menerima Tuhan dengan kesederhanaan iman, faith. Masalahnya adalah bagaimana menanamkan iman yang tulus kepada orang-orang yang kristis yang tidak percaya ? Jika tidak ada dasar yang rasional, ini bisa menimbulkan keraguan.


Al-Ghazali berpendapat bahwa agama justru akan sangat berbahaya jika dianalisa terlalu dalam. Manusia perlu menerima ajaran agama dengan kesederhanaan iman demi manusia itu sendiri. Al – Ghazali memang hidup pada masa pemikiran-pemikiran Yunani yang rasional diagung-agungkan oleh banyak filosof.


Sangat wajar hal kontradiktif itu terjadi, mengingat masa itu teknologi pembuktian kebenaran kitab suci Al-Quran secara rasional akan keberadaan Tuhan dan penciptaan alam semesta tidaklah semutakhir seperti sekarang. Namun yang jelas, otak kita sungguh sangat kecil untuk memahami semua ilmu Allah dan tidak-tidak akan mungkin. Semoga kita bukanlah termasuk golongan orang yang sombong dan melampaui batas.


Pemahaman tauhid siapa Allah yang simple dan tidak membingungkan :

(1) Katakanlah, “Dialah Allah, Yang Maha Esa,
(2) Allah tempat meminta segala sesuatu,
(3) Dia tiada beranak dan tiada diperanakkan,
(4) Dan tidak ada sesuatu pun yang setara dengan Dia.



(Surat Al-Ikhlas ayat 1-4) 

0 komentar:

Posting Komentar