Senin, 17 Desember 2012

Sumber gambar: youthofest.com

Ternyata sudah lebih tiga dekade usiaku. Dulu…,masih terekam jelas memori masa kecil, saat bermain banjir di depan rumah.  Masih terpahat di ingatan, saat diantar Bapak ke sekolah dengan motor jupul merah, masih teringat canda tawa saat SMA, masa menikmati kebebasan jaman kuliah, dan masih ter-file dengan rapi momen dimana  isak tangis Bapak dan Ibu pecah disaat aku memohon doa restu  di hari pernikahanku.

Bapak, Ibuku yang dulu terlihat segar dan gagah, sekarang sudah jauh berubah. Tatapan mata yang terlihat kuyu, raut keriput di kulit dan wajah, dan rambut yang mulai beruban, mengantar mereka menuju usia senja.  Entah kapan Allah akan mengambil umurnya, atau bisa jadi  umurku yang terbang duluan.
Ternyata seberapa gagah , cantik dan kuat jasad ini, waktu akan mengikisnya, itu pasti. 
Tak terasa yang dulu kita masih anak-anak, sekarang sudah punya anak yang berlari-lari ceria menghias isi rumah.

Momen bahagia bersama anak tersayang saat ini, kelak… menjadi sejarah dan nostalgia bagi mereka  “dulu Bapak dan Ibu sering mengajakku kesini, sekarang beliau sudah tiada, istirahatlah yang tenang Bapak dan Ibu.”

Ibarat daun kering lepas dari tangkainya, hilang tanpa bekas tertiup angin.  Akan seperti itukah eksistensi keberadaan kita ? . “Jalani sisa umurmu dengan penuh arti” (Aa-Vyp)

Sumber gambar : wide-wallpapers.net

0 komentar:

Posting Komentar