Sabtu, 20 Juni 2015

Hari Kamis, pagi-pagi sudah diceramahi Pak Boss, hitung-hitung kultum di awal Ramadhan, karena pada lambat ambil keputusan. Siapa dan apa mengerjakan apa. Siapa dan apa yang harus mengambil keputusan.

Kurang lebih saya bisa menangkap wise words Pak Boss dalam ceramah paginya sebagai berikut :   

Orang yang tidak bisa atau tidak berani mengambil keputusan tidak akan pernah bisa menjadi pemimpin. Selamanya hanya jadi pengekor.

Pernah salah mengambil keputusan itu wajar dan manusiawi, perbaiki dan jadikan pengalaman.

Jangan kaku dengan keputusan yang sudah dibuat. Apa yang diputuskan saat ini belum tentu sesuai dengan kondisi minggu depan. Ubahlah…itu yang disebut “Continuous Improvement”

Saat orang lain menyerahkan pengambilan keputusan kepada saya, maka orang tersebut harus setuju dengan keputusan yang saya buat. Tidak boleh membelakangi atau bicara di belakang kemana-mana, jika kemudian keputusan yang saya ambil salah. Itu prinsip.

Lebih baik saya saya disalahkan karena keputusan yang saya buat, daripada disalahkan karena keputusan orang lain. Itu lebih memuaskan hati saya.

Jika rencana keputusan yang diambil 50% ditolak oleh atasan, bisa jadi masih ada yang salah dengan anda. Teruslah perbaiki. Jika 90-100 % apa yang akan anda putuskan disetujui atasan anda, artinya atasan anda sudah percaya dengan kemampuan anda. Itu yang disebut anda sudah terjalin “chemistry” dengan atasan.

Semangat Bro…

0 komentar:

Posting Komentar