Hari Kamis, pagi-pagi sudah diceramahi Pak Boss, hitung-hitung
kultum di awal Ramadhan, karena pada lambat ambil keputusan. Siapa dan apa
mengerjakan apa. Siapa dan apa yang harus mengambil keputusan.
Kurang lebih saya bisa menangkap wise words Pak Boss dalam
ceramah paginya sebagai berikut :
Orang yang tidak bisa
atau tidak berani mengambil keputusan tidak akan pernah bisa menjadi pemimpin.
Selamanya hanya jadi pengekor.
Pernah salah
mengambil keputusan itu wajar dan manusiawi, perbaiki dan jadikan pengalaman.
Jangan kaku dengan
keputusan yang sudah dibuat. Apa yang diputuskan saat ini belum tentu sesuai
dengan kondisi minggu depan. Ubahlah…itu yang disebut “Continuous Improvement”
Saat orang lain
menyerahkan pengambilan keputusan kepada saya, maka orang tersebut harus setuju
dengan keputusan yang saya buat. Tidak boleh membelakangi atau bicara di belakang kemana-mana, jika kemudian keputusan
yang saya ambil salah. Itu prinsip.
Lebih baik saya saya
disalahkan karena keputusan yang saya buat, daripada disalahkan karena
keputusan orang lain. Itu lebih memuaskan hati saya.
Jika rencana
keputusan yang diambil 50% ditolak oleh atasan, bisa jadi masih ada yang salah
dengan anda. Teruslah perbaiki. Jika 90-100 % apa yang akan anda putuskan disetujui
atasan anda, artinya atasan anda sudah percaya dengan kemampuan anda. Itu yang
disebut anda sudah terjalin “chemistry” dengan atasan.
Semangat Bro…
0 komentar:
Posting Komentar